Geo Religi (Tafakur 1)

Ini mungkin istilah baru, iseng-iseng saya angkat. Sedikit mungkin yang memikirkannya atau tidak terpikirkan sama sekali.

Dua minggu pertama Ramadhan ini saya tinggal di sebuah pulau yang saya tidak pernah bertemu dengan penduduk selain para pekerja tambang. Saya biasakan setiap hari doa pagi di pantai menyambut sunrise dan doa sore melepas sunset. Ada kesyahduan dan kekhusyukan yang menyatu dengan alam. Sejenak ditenangkan dari kepenatan jiwa dan kegundahan hati.


 Sepanjang pantai begitu banyak saya temui jejak-jejak kehidupan makhluk masa lampau. Tersingkap batuan laut dalam yang bercerita di permukaan tentang masa pembentukannya. Sementara di belakang berjejer perbukitan batuan ultramafik mengisahkan kekuasaan Allah sehingga bisa begitu kokoh membentuk morfologi pulau ini.

Alam pikiran saya seperti terbawa ke masa itu. Masa ketika batuan itu terbentuk. Saat perbukitan itu masih belia. Waktu fosil-fosil itu masih bermain-main sekitar laut. Masa lalu terlalu lampau, ribuan bahkan jutaan tahun sebelum saya ada.

Geologist adalah orang yang bisa membaca kisah-kisah masa lalu dari apa yang terlihat saat ini. “The present is the key to the past”, adalah mantra ajaib yang mengungkap banyak misteri kejadian masa lalu. Warna, struktur, tekstur, dan komponen-komponen alam yang saat ini di depan mata kita merupakan bentukan suatu peristiwa dan waktu. Geologist-lah yang mengungkap tabir itu untuk kepentingan hidup manusia di masa depan. The present is the key to the future. Geologist saat ini belajar tentang masa lalu untuk sebesar-besar manfaat sekarang dan nanti.

Ada kepentingan lebih besar sekedar mendapatkan kepuasan ilmiah dan kecukupan ekonomi. Manfaat yang seharusnya bisa kita raih melebihi segalanya, yaitu kemantapan iman. Geologist-lah yang mampu membaca ayat kauniyah bumi ini. Geologist-lah yang bisa mengungkapkan peristiwa luar biasa dari kekuasaan Allah.

Kita boleh berpikir bahwa peristiwa-peristiwa geologi itu terjadi secara alamiah, tetapi sejauh mana kemampuan ilmiah manusia memikirkan alam sekompleks ini tanpa menyerahkan segalanya kepada Penciptanya. Pasti akan ada kebuntuan dan dikembalikan kepada Allah. Allahu a’lam.

Di dalam Al Qur’an Allah berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Al-Baqarah:164). 

Allah membahasakan warna, struktur, tekstur, dan komponen-komponen alam dengan tanda-tanda. Tidakkah setiap hari tanda-tanda itu menjadi domain kajian kita? Geologist-lah orang yang paling sombong jika tidak memahami ini sebagai kekuasaan Allah, karena kita yang mengerti tanda-tanda itu.

Merenungi ayat-ayat, yang Allah ciptakan di langit dan di bumi tersebut, menghayati, memperhatikan dan memikirkannya merupakan hal yang membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia dalam menguatkan dan mengokohkan keimanannya. Dari situlah ia mengetahui keesaan pencipta dan penguasa-Nya, dari situlah ia mengenali kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka bertambah besarlah pengagungan dan penghormatannya kepada-Nya. Bertambahlah ketaatan dan ketundukannya kepada Allah. Ini merupakan buah yang paling besar dari proses kajian kita sebagai seorang geologist pada level yang hakiki.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Apabila anda memperhatikan apa yang diserukan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk direnungkan, hal itu akan mengantarkan kamu pada ilmu tentang Rabb, tentang keesaan-Nya, sifat-sifat keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya, seperti qudrat, ilmu, hikmah, rahmat, ihsan, keadilan, ridha, murka, pahala dan siksa-Nya. Begitulah cara Dia memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya dan mengajak mereka untuk merenungi ayat-ayat-Nya.” Setiap hari kita bekerja dengan memperhatikan seruan Allah buka?

Come on guys, let’s back to Allah….

Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS PENGARUH DISKONTINUITAS TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG

TAHAPAN-TAHAPAN EKSPLORASI MINERAL MANGAAN

Geolog, Geologist, atau Ahli Geologi?