Global Geologist
Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan adik tingkat yang sedang studi di Negara Kincir Angin (Belanda) pada catatan facebooknya. Tulisan itu ber-title “Think Globally Act Locally”, judul yang tidak asing buat saya sehingga memaksa saya untuk mengetahui perespsi penulis tentang istilah itu. Penulis mengangkat isu sikap pemuda Indonesia menyikapi peran di masa depan sebagai pemimpin bangsa dan sebagai bagian dari komunitas global. Ada satu perbendaharaan kalimat yang saya suka disini yaitu: The world is a global village (bumi adalah desa global).
Saya tidak ingin membahas persepektif penulis ini dalam blog saya. Saya mengutarakannya dalam perspektif sebagai seorang geologist. Yah, Global Geologist. Jika the world is global village maka geologist adalah para pemuka dan kepala desanya. Ruang gerak geologist tidak terbatas oleh batas-batas wilayah desa atau negara tertentu, karena bidang studinya pun karena profesi ini membawa orang melanglang buana.
Ruang gerak geologist yang tidak terbatasi oleh wilayah administrasi mungkin hal yang biasa. Ini adalah global geologist dalam arti global area. Padahal, sebenarnya geologist berpotensi bisa menjangkau semua bidang kehidupan dalam kepemimpinannya (global sector). Bukan berarti harus menguasai semua bidang, bukan juga untuk mengerjakan semua hal, tetapi mempunyai wawasan yang cukup terhadap sektor-sektor lain yang mendukung profesi geologist dan mampu membuat sektor-sektor lain tersebut bisa berjalan di bawah kendali seorang geologist.
Beberapa minggu kemaren saya membaca sebuah ulasan dalam majalah terbitan BP Migas. Dalam tulisan itu disampaikan bahwa saat ini sangat jarang geologist yang mempunyai peran dalam pengambilan kebijakan, walaupun untuk pekerjaan-pekerjaan kegeologian. Disebutkan dalam majalah itu, divisi atau departemen yang membidangi eksplorasi dan pengembangan pada perusahaan-perusahaan bidang pertambangan dan perminyakan pada umumnya dipegang oleh non geologist seperti orang dengan latar belakang teknik elektro dan ekonomi.
Memang bekerja dan memimpin itu berbeda. Seorang pemimpin itu membuat orang atau sekelompok orang melakukan rangkaian pekerjaan untuk tujuan tertentu. So, semua orang berpotensi menjadi pemimpin, profesi apapun bisa memimpin, segala latar belakang keilmuan bisa mengkoordinir suatu pekerjaan. Geologist pun bisa menjadi pemimpin Negara dan dunia. Geologist is a gelobal leader.
Fakta yang disampaikan dalam majalah BP Migas ini, bisa juga dikaitkan karena latarbelakang keilmuan seorang geologist. Seorang geologist harus melihat fakta dari kondisi di lapangan baru bisa menganalisis suatu peristiwa yang menyebabkan terjadinya fakta lapangan tersebut. Geologist harus mengegenggam setangan sample baru bisa meraba ke jutaan tahun lalu mengenai proses pembentukannya dan baru bisa mengambil keputusan. Geologist bukan orang yang percaya mitos atau “kata orang”, tetapi benar-benar disaksikan langsung. Mungkin hal ini ada benarnya, kembali pada individu kita.
Terlepas dari itu semua, apapun profesinya, kita sebaiknya tidak kaku pada bidang kita saja dan menolak untuk mau tahu atau mengerjakan hal lain selain latar belakang keilmuannya. Spesifikasi seorang geologist tentunya geologi dengan fokusnya, tetapi sedikit banyak sebaiknya mempunyai wawasan yang mengglobal.
Saya ambil contoh dalam dunia pertambangan. Dalam dunia tambang meliputi beragam sektor yang harus disiasati; politik (menyangkut perijinan), sosial budaya (dengan masyarakat), dan hukum. Kemampuan-kemampuan penunjangnya seperti negosiasi, komunikasi, rekayasa sosial dan politik, pencitraan dan marketisasi. Kegiatan eksplorasi misalnya, tidak mungkin seorang geologist hanya sibuk dengan fenomena-fenomena geologi, tidak bisa hanya dengan “berbicara” dengan batu, tetapi geologist harus mampu berbicara dengan bahasa budaya tempatnya bertugas serta harus memastikan sudah memegang ijin dan aman operasionalnya.
Saya tidak ingin membahas persepektif penulis ini dalam blog saya. Saya mengutarakannya dalam perspektif sebagai seorang geologist. Yah, Global Geologist. Jika the world is global village maka geologist adalah para pemuka dan kepala desanya. Ruang gerak geologist tidak terbatas oleh batas-batas wilayah desa atau negara tertentu, karena bidang studinya pun karena profesi ini membawa orang melanglang buana.
Ruang gerak geologist yang tidak terbatasi oleh wilayah administrasi mungkin hal yang biasa. Ini adalah global geologist dalam arti global area. Padahal, sebenarnya geologist berpotensi bisa menjangkau semua bidang kehidupan dalam kepemimpinannya (global sector). Bukan berarti harus menguasai semua bidang, bukan juga untuk mengerjakan semua hal, tetapi mempunyai wawasan yang cukup terhadap sektor-sektor lain yang mendukung profesi geologist dan mampu membuat sektor-sektor lain tersebut bisa berjalan di bawah kendali seorang geologist.
Beberapa minggu kemaren saya membaca sebuah ulasan dalam majalah terbitan BP Migas. Dalam tulisan itu disampaikan bahwa saat ini sangat jarang geologist yang mempunyai peran dalam pengambilan kebijakan, walaupun untuk pekerjaan-pekerjaan kegeologian. Disebutkan dalam majalah itu, divisi atau departemen yang membidangi eksplorasi dan pengembangan pada perusahaan-perusahaan bidang pertambangan dan perminyakan pada umumnya dipegang oleh non geologist seperti orang dengan latar belakang teknik elektro dan ekonomi.
Memang bekerja dan memimpin itu berbeda. Seorang pemimpin itu membuat orang atau sekelompok orang melakukan rangkaian pekerjaan untuk tujuan tertentu. So, semua orang berpotensi menjadi pemimpin, profesi apapun bisa memimpin, segala latar belakang keilmuan bisa mengkoordinir suatu pekerjaan. Geologist pun bisa menjadi pemimpin Negara dan dunia. Geologist is a gelobal leader.
Fakta yang disampaikan dalam majalah BP Migas ini, bisa juga dikaitkan karena latarbelakang keilmuan seorang geologist. Seorang geologist harus melihat fakta dari kondisi di lapangan baru bisa menganalisis suatu peristiwa yang menyebabkan terjadinya fakta lapangan tersebut. Geologist harus mengegenggam setangan sample baru bisa meraba ke jutaan tahun lalu mengenai proses pembentukannya dan baru bisa mengambil keputusan. Geologist bukan orang yang percaya mitos atau “kata orang”, tetapi benar-benar disaksikan langsung. Mungkin hal ini ada benarnya, kembali pada individu kita.
Terlepas dari itu semua, apapun profesinya, kita sebaiknya tidak kaku pada bidang kita saja dan menolak untuk mau tahu atau mengerjakan hal lain selain latar belakang keilmuannya. Spesifikasi seorang geologist tentunya geologi dengan fokusnya, tetapi sedikit banyak sebaiknya mempunyai wawasan yang mengglobal.
Saya ambil contoh dalam dunia pertambangan. Dalam dunia tambang meliputi beragam sektor yang harus disiasati; politik (menyangkut perijinan), sosial budaya (dengan masyarakat), dan hukum. Kemampuan-kemampuan penunjangnya seperti negosiasi, komunikasi, rekayasa sosial dan politik, pencitraan dan marketisasi. Kegiatan eksplorasi misalnya, tidak mungkin seorang geologist hanya sibuk dengan fenomena-fenomena geologi, tidak bisa hanya dengan “berbicara” dengan batu, tetapi geologist harus mampu berbicara dengan bahasa budaya tempatnya bertugas serta harus memastikan sudah memegang ijin dan aman operasionalnya.
Comments